Materi Puisi kelas X


Pengertian Puisi, Ciri-Ciri, Unsur, Jenis & Struktur Puisi

Abu Abdillah 23 Desember 2017 Bahasa Indonesia Tinggalkan Komentar 14,612 Orang Membacanya
Puisi adalah karya sastra yang mengandung ungkapan sang penyair yang penuh dengan ekspresi. Penyair biasanya mengungkapkan ekspresinya melalui puisi dengan dibalut rima, irama, gaya bahasa dan pemilihan kata-kata (diksi) yang imajinatif sehingga tercipta suatu keindahan bagi yang mendengarnya.

Pengertian Puisi
Puisi adalah sebuah seni tulisan yang mengandung ungkapan kata-kata penuh kiasan yang diiringi dengan rima, irama, larik dan bait dengan gaya bahasa yang dipadatkan.
Puisi juga disebut sebagai ungkapan perasaan seorang penyair secara emosional yang mengandung buah pikir dan tanggapannya pada sesuatu yang dibalut dengan rima, irama dan kata kiasan (imajinatif).
Puisi sangat berbeda dengan tulisan biasa dan kita dapat mengenalinya dengan mudah. biasanya  puisi memiliki rima dan irama pada setiap larik (baris) dan baitnya. Selain itu, gaya bahasa pada sebuah puisi sangat padat dan menggunakan keindahan kata-kata kiasan atau imajinatif.
Tidak sedikit orang sulit menerjemahkan setiap bait pada puisi, apalagi jika puisi itu diciptakan hanya menekankan pada sebuah kata-kata saja tanpa menekankan pada sebuah makna, hal itu akan menyebabkan kebanyakan orang tidak akan mengerti.
Dengan adanya rima, irama dan pemilihan kata-kata kiasan pada puisi, menjadikan karya sastra ini memiliki sebuah keindahan bagi orang yang mendengarnya.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli
1. Waluyo
Puisi yaitu suatu karya sastra dengan gaya bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberikan irama dengan suara bunyi yang padu dan pemilihan sebuah kata-kata kias (imajinatif).
2. SastraSudjiman
Puisi yaitu suatu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh suatu irama, matra, rima, serta sesuatu dalam penyusunan larik dan bait.
3. Watt-Dunton
Puisi yaitu suatu ekpresi yang kongkret dan yang sifatnya artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
4. Herman J. Waluyo
Puisi yaitu suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan sebuah pikiran dan perasaan sih penyair dengan secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
5. H.B. Jassin
Puisi yaitu suatu pengucapan dengan sebuah perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
Pada pengertian puisi diatas bisa kita simpulkan bahwa puisi adalah sebuah seni tulisan dari ungkapan sang penyair secara emosional yang mengandung ungkapan kata-kata penuh kiasan yang diiringi dengan rima, irama, larik dan bait dengan gaya bahasa yang dipadatkan serta memiliki keindahan.

Unsur – Unsur Puisi
Puisi memiliki unsur yang membentuk sebuah puisi. Unsur-unsur pada puisi meliputi dua bagian yaitu, struktur batin dan struktur fisik.
Struktur Batin
Struktur batin atau sering disebut juga sebagai hakikat sebuah puisi, struktur batin meliputi,
1. Tema/makna (sense)
Tema adalah unsur utama dalam puisi karena tema menggambarkan makna yang ingin diungkapkan oleh sang penyair. Media pada puisi berupa bahasa, sedangkan tataran bahasa berhubungan dengan makna atau tema sebuah puisi, maka tema pada sebuah puisi menggambarkan sebuah makna, baik itu makna tiap kata, larik, bait, maupun makna keseluruhan pada puisi.
2. Rasa (feeling)
Rasa adalah sikap seorang penyair dalam menyikapi permasalahan yang diungkapkan kedalam sebuah puisi. Biasanya pengungkapan ini berasal dari latar belakang sang penyair seperti pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis, psikologis, dan pengetahuan. Dalam memilih kata-kata, rima, gaya bahasa dan bentuk puisi, penyair menggunakan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian dari latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3. Nada (tone)
Nada adalah sikap sang penyair kepada pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-lain.
4. Amanat/tujuan/maksud (intention)
Amanat adalah pesan pada sebuah puisi yang akan disampaikan kepada pembacanya.

Struktur Fisik
Struktur fisik atau biasa disebut dengan metode dalam menyampaikan hakikat sebuah puisi, struktur fisik meliputi,
1. Perwajahan puisi (Tipografi)
Perwajahan puisi atau Tipografi adalah bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata oleh sang penyair dalam puisinya. Seperti kita tahu bahwa puisi memiliki kata-kata sedikit tetapi padat akan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata, hal ini karena penyair memilih kata-kata yang menurutnya mewakili ungkapan makna untuk merangkainya menjadi sebuah puisi.
3. Imaji
Imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata konkret
Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain. Sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain.
5. Gaya Bahasa (Bahasa Figuratif)
Gaya bahasa atau bahasa figuratif adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Hal ini menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
6. Rima/Irama
Rima adalah bentuk pengulangan bunyi kata dalam baris pada sebuah rangkaian puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

Jenis – Jenis Puisi
Berdasarkan rentang waktu, ada 3 macam jenis puisi diantaranya, puisi lama, puisi baru dan puisi modern.
Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Puisi lama lahir sebelum penjajahan belanda dan bercirikan khas melayu.
Aturan – Aturan Puisi Lama
  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Persajakan (rima)
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Irama
Ciri – Ciri Puisi Lama
  • Pengarangnya tidak diketahui karena beredar melalui mulut ke mulut
  • Menyebar luas melalui mulut ke mulut sehingga disebut sastra lisan
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun irama
Jenis – Jenis Puisi Lama
1. Mantra
Mantra adalah ucapan-ucapan pada puisi yang mengandung kekuatan goib atau magic.
Contoh :
Assalamu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2. Pantun
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang mempunyai empat larik (4 baris), setiap barisnya terdiri 8-12 suku kata serta sajaknya akhir yang berpola a-b-a-b dan a-a-a-a.
Contoh :
Asam kandis asam gelugur (a)
Ketiga asam si riang-riang (b)
Menangis mayat di pintu kubur (a)
Teringat badan tidak sembahyang (b)
3. Karmina
Karmina atau juga dikenal dengan pantun kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang baitnya berjumlah 2 baris, pada setiap barisnya terdapat 8-12 suku kata dan mempunyai sajak berpola a-a
Contoh :
Sebab pulut santan binasa (a)
Sebab mulut badan binasa (a)
4. Seloka
Seloka adalah bentuk puisi klasik melayu yang berisi pepatah maupun perumpamaan yang mengandung sindiran, ejekan dan senda gurau. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, namun ada juga yang lebih dari empat baris. isi dari seloka memakai bentuk pantun atau syair.
Contoh :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
5. Gurindam
Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari 2 bait, tiap bait terdiri 2 baris kalimat dengan pola rima/sajak yang sama disetiap akhir suku kata kalimat tersebut setiap 2 bait.
Contoh :
Barang siapa tiada memegang agama, (a)
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. (a)
Barang siapa mengenal yang empat, (b)
Maka ia itulah orang yang ma’rifat. (b)
Gendang gendut tali kecapi (c)
Kenyang perut senanglah hati (c)
6. Syair
Syair adalah puisi yang berasal dari tanah arab dengan bercirikan tiap baitnya terdiri 4 baris, berpola rima/sajak a-a-a-a yang berisi nasihat ataupun cerita.
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
7. Talibun
Talibun adalah bentuk pantun yang berjumlah genap yang terdiri dari 6, 8 atau 10 baris pada setiap baitnya.
Contoh :
Berlayar ke pulau antah berantah
Menerjang gulungan ombak
Bersama nahkoda tak kenal kalah
Agar kau tak bersusah payah
Melewati masa depanmu kelak
Tuntutlah ilmu tak kenal lelah

Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas, baik itu dari segi bait, suku kata maupun rima. Puisi baru lebih terpengaruh dengan khas gaya bahasa eropa.
Ciri – Ciri Puisi Baru
  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata.
Jenis – Jenis Puisi Baru
1. Balada
Balada adalah puisi yang berisi cerita atau kisah. Puisi ini terdiri dari 3 bait dan masing-masingnya terdiri 8 baris dengan pola rima/sajak a-b-a-b-b-c-c-b, kemudian pola rima/sajak akan berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
2. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian kepada tuhan, tanah air atau pun pahlawan, seperti memuji Allah Subhanahu Wata’ala sebagai tuhan, pujian menghormati pahlawan, guru dan pujian lainnya yang dianggap tinggi yang dibalut dengan ketuhanan. Semakin berkembangnya zaman, puisi yang berjenis himne sering di hubungkan dengan nyanyian seperti Himne Guru, dan Himne pramuka.
Contoh :
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan namaMu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patungMu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenalMu tersalib di dalam hati.
(Saini S.K)
3. Ode
Ode adalah puisi yang berisi sanjungan kepada sesuatu yang berjasa. Cirinya yaitu nada dan bahasanya sangat resmi, bernada anggun, membahas yang mulia, serta bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu atau sebuah peristiwa.
Contoh :
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
4. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.
Contoh :
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
5. Romansa
Romansa adalah puisi yang berisi ungkapan perasaan cinta kasih seperti kasih sayang dan rindu.
6. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ungkapan kesedihan seperti, perasaan sedih ditinggal kematian, rindu dan menangis.
Contoh :
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
7. Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan kepada seseorang.
Contoh :
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)

Jenis Puisi Baru menurut Bentuknya
1. Distikon
Distikon adalah bentuk puisi yang terdiri dari 2 (dua) baris atau biasa disebut puisi dua seuntai.
Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. Terzina
Terzina adalah bentuk puisi yang terdiri dari 3 (tiga) baris atau biasa disebut puisi tiga seuntai.
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)
3. Kuatren
Kuatren adalah bentuk puisi yang terdiri dari 4 (empat) baris atau biasa disebut puisi 4 seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. Kuint
Kuint adalah bentuk puisi yang terdiri dari 5 (lima) baris atau biasa disebut puisi 5 seuntai.
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
5. Sekstet
Sekstet adalah bentuk puisi yang terdiri dari 6 (enam) baris atau biasa disebut puisi 6 seuntai.
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
6. Septima
Septima adalah bentuk puisi yang terdiri dari 7 (tujuh) baris atau biasa disebut puisi 7 seuntai.
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(jawir)
7. Oktaf/Stanza
Oktaf atau Stanza adalah puisi yang terdiri dari 8 (delapan) baris atau biasa disebut puisi 8 seuntai.
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
8. Soneta
Soneta adalah bentuk puisi yang terdiri dari 14 (empat belas) baris, baitnya terbagi dua bagian yaitu setiap bait pertama masing-masing memiliki 4 baris dan dua bait kedua masing-masing memiliki 3 baris.
Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

Puisi Modern/Kontemporer
Puisi modern atau puisi kontemporer adalah puisi yang lahir di zaman sekarang atau puisi yang menyesuaikan perkembangan zaman. Puisi modern biasanya terdapat kata-kata yang kurang santun karena isinya terdapat sebuah ejekan atau kata-kata kasar dan lainnya. Puisi ini berbeda dengan puisi lama dan puisi baru yang biasanya mementingkan kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya, tetapi pada puisi modern atau kontemporer semua hal itu tidak penting atau tidak dipakai lagi.
Jenis – Jenis Puisi Modern/Kontemporer
1. Puisi Mantra
Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat atau kalimat mantra. puisi mantra memiliki ciri-ciri yaitu,
  • Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
  • Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
  • Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
2. Puisi Mbeling
Puisi mbeling adalah puisi yang tidak mengikuti aturan dari kebanyakan puisi secara umum, artinya puisi ini lebih bebas dan tidak terikat aturan. puisi ini pada dasarnya hanya main-main. ciri dari puisi mbeling bersifat kelakar; pengarang memanfaatkan unsur rima, irama, bunyi, pilihan kata dan tifografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan. puisi mbeling sering dijadikan kritikan pada perekonomian pemerintah dan ejekan pada penyair yang bersungguh-sungguh dengan puisi.
Contoh :
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
3. Puisi Konkret
Puisi konkret adalah puisi yang mengutamakan bentuk grafis yang menyerupai gambar tertentu. dalam pengungkapan ekspresi, penulis tidak menggunakan kata-kata bahasa, tetapi penulis menggunakan lambang yang dibentuk dengan kata-kata puisi tersebut.
Contoh :

Unsur Puisi Modern/Kontemporer
  • Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  • Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
  • Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
  • Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SIMKOMDIG KELAS X/2

Materi KJD 1th

Materi Negoisasi kelas X/2