12 Komponen Chasis Mobil + Gambar dan Fungsinya
12 Komponen Chasis Mobil +
Gambar dan Fungsinya
Komponen Chasis – Sebuah
mobil disusun dari tiga kelompok besar yakni kelompok mesin, chasis dan
kelistrikan. Kelompok chasis, yang juga termasuk powertrain dan body akan
mendukung proses power flow atau aliran tenaga yang dihasilkan oleh mesin
hingga roda mobil bisa berjalan. Apa saja komponen chasis kendaraan ? anda bisa
simak daftar komponen chasis mobil dibawah.
Nama Komponen Chasis dan
Fungsinya
Secara umum, chasis mobil disusun dari komponen powertrain
dan suspensi. Powertrain bertugas mengalirkan tenaga mesin ke roda, sementara
sistem suspensi akan menunjang keamanan dan stabilitas kendaraan. Bicara soal
powertrain, ada 3 model penggerak pada mobil yakni
- FWD (penggerak roda depan)
- RWD (penggerak roda belakang)
- 4WD (penggerak 4 roda)
Meski ada tiga jenis, namun komponen yang dipakai secara umum
sama. Apa saja simak ulasan lengkapnya dibawah.
1. Kopling
Fungsi kopling adalah menghubungkan dan memutuskan putaran
mesin ke transmisi dengan lembut. Kopling sangat berguna saat dipakai ketika
kita akan menjalankan mobil atau ketika sedang macet, dengan adanya kopling
proses pemidahan gigi transmisi akan terasa lebih halus.
Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar dengan RPM
sama yakni flywheel dan pressure plate, serta kampas kopling yang berada
ditengah dua logam ini. Saat pressure plate menekan kearah flywheel akan
menyebabkan kampas kopling terjepit dan hal itu membuat putaran mesin terhubung
ke transmisi.
Namun pada sistem kopling otomatis atau yang biasa kita kenal
dengan torque converter. Kopling ini bekerja berdasarkan gaya tekan
fluida. Gaya tekan fluida ini akan semakin besar seiring bertambahnya putaran
mesin, sehingga kita tidak perlu melakukan pengoperasian kopling secara manual.
Cara Kerja Kopling Manual
Secara Detail + Gambar Proses
Sistem kopling manual adalah sebuah mekanikal powertrain
mobil yang berfungsi untuk memutuskan aliran tenaga dari mesin ke transmisi
secara manual (kita yang mengontrol sepenuhnya). Saat kita menekan pedal
kopling, itu artinya kita mengaktifkan fungsi kopling manual.
Saat ini dilakukan tenaga putar dari mesin akan terputus, sehingga meski kita gas setinggi mungkin walau posisi gigi masuk itu tetap mobil tidak akan bergerak.
Lalu, bagaimana cara kerja sistem kopling manual ? mengapa tenaga mesin bisa terputus dengan halus hanya dengan injakan pedal ? temukan jawabannya diartikel ini.
Saat ini dilakukan tenaga putar dari mesin akan terputus, sehingga meski kita gas setinggi mungkin walau posisi gigi masuk itu tetap mobil tidak akan bergerak.
Lalu, bagaimana cara kerja sistem kopling manual ? mengapa tenaga mesin bisa terputus dengan halus hanya dengan injakan pedal ? temukan jawabannya diartikel ini.
Prinsip Kerja Sistem
Kopling Manual
Perlu diketahui, sistem kopling tidak hanya memutuskan serta menyambungkan kembali tenaga mesin sekedarnya. Tapi sistem kopling juga harus mampu melakukan kinerja seperti itu secara halus, cepat, dan efisien.
Oleh sebab itu, rangkaian pemutus tenaga mesin ini dibuat sedemikian rupa hingga komponennya terlihat begitu kompleks. Prinsip kerja kopling manual adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua jenis plat, namun kedua jenis plat ini memiliki permukaan yang sama sekali tidak licin. Sehingga ketika dua plat itu ditempelkan tidak terjadi gesekan justru putaran dari plat A dapat berpindah ke plat B.
Kedua plat ini adalah plat logam (flywheel dan pressure plate) sebagai plat A atau plat pemutar dan plat B adalah plat kopling (kampas kopling).
Plat logam bertindak sebagai pemberi putaran, plat ini umumnya terbuat dari baja tuang yang keras dan kuat. Sementara plat kopling dilapisi bahan keramik yang membuat teksturnya kasar bertindak sebagai penerima putaran, sehingga ketika plat logam ini ditempelkan pada plat kopling, maka putaran pada plat logam akan tersalur ke plat kopling. Untuk memutuskan putaran, maka antara plat logam dan plat kopling cukup dipisahkan hingga timbul jarak.
Lalu bagaimana mekanisme perhubungan dan pemisahan plat dalam sistem kopling ?
Komponen-komponen sistem
kopling manual pada mobil
Pertama anda perlu setidaknya mengenali beberapa komponen utama pada sistem kopling agar dapat dengan mudah memahami bagaimana sistem kopling mekanis ini bekerja.
Advertisement
- Flywheel, sebagai plat yang memberikan putaran input
dari mesin.
- Pressure plate, berperan untuk mengatur jarak antara
plat logam dan plat kopling.
- Plat kopling, sebagai plat penerima putaran dari
fywheel. Plat ini terhubung ke poros transmisi.
- Clutch cover, merupakan cover yang digunakan untuk
meletakan komponen seperti pressure plate, pegas kopling, dan release
lever. Cover ini dibaut ke flywheel sehingga semua komponen didalam clutch
cover akan ikut berputar sesuai putaran flywheel.
- Pegas kopling, berfungsi menekan pressure plat agar
tetap menempel pada plat kopling (saat pedal tidak ditekan). Beberapa
mobil menggunakan pegas tipe diafragma, namun pada penjelasan ini
menggunakan tipe coil spring.
- Release lever, merupakan plat untuk mengungkit pressure
plate agar bisa terbebas degan plat kopling.
- Release bearing, komponen untuk mendorong release lever
berdasarkan gaya pada master silinder/aktuator hidrolik kopling.
Lalu bagaimana mekanismenya
?
Dalam penjelasan ini, kita menggunakan sistem kopling manual dengan kontrol hidrolik. Jadi, dari pedal kopling itu langsung terhubung ke master silinder dan tidak menggunakan kawat kopling.
1. Saat pedal kopling ditekan
Ketika kita tekan pedal kopling, maka akan timbul aliran fluida ke arah aktuator hidrolis kopling. Aliran fluida itu akan memberi tekanan pada release bearing, sehingga release bearing menekan release lever. Saat release lever tertekan maka pressure plate akan terungkit sehingga plat kopling yang awalnya terjepit diantara flywheel dan pressure plate menjadi terbebas hingga menimbulkan sedikit celah.
Meski celahnya cukup kecil namun ini mampu untuk membuat putaran dari flywheel tidak teralirkan ke plat kopling. Dalam proses ini, flywheel tetap berputar beserta semua komponen didalam clutch cover juga ikut berputar namun karena plat kopling terbebas maka plat kopling beserta poros transmisi tidak ikut berputar.
2. Saat pedal kopling dilepas
Ketika kita melepas kembali pedal kopling, maka tekanan fluida pada aktuator hidrolis kopling akan hilang. Ini membuat release bearing kembali ke posisinya (tidak menekan release lever), saat kondisi ini pegas kopling akan memainkan perannya, yakni menekan kembali pressure plate agar menempel ke plat kopling sehingga plat kopling kembali terjepit dan putaran dari flywheel bisa tersalurkan ke plat kopling dan ke poros transmisi.
Bagaimana dengan kopling manual sepeda motor ? apakah sama ?
Secara prinsip kerja, itu sama sama menggunakan gesekan plat. Namun pada sistem kopling manual sepeda motor, ada banyak plat kopling sehingga dikenal dengan sistem kopling multi plate. Secara otomatis konstruksinya juga berbeda.
Ini ada satu artikel tentang sistem kopling ganda (mengenal sistem kopling ganda pada motor). Sistem kopling ini diterapkan pada motor bebek, dengan sistem transmisi manual namun tidak ada tuas kopling.
2.
Transmisi
Fungsi
transmisi adalah untuk memanipulasi output mesin. Kita tahu ada beberapa
kondisi dimana sebuah mobil harus memerlukan torsi besar dan ada pula kondisi
yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Tugas transmisi adalah mengatasi
kondisi diatas, dengan mengatur rasio perpindahan antar roda gigi.
Pada
posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung besar sehingga putaran output
transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi. Namun torsinya sangat
besar. Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan semakin kecil, hal
itu membuat tingkat percepatan output semakin besar namun torsi maksimalnya
semakin turun. Dalam transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM mesin.
Sama
halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi ini bisa
menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan. Sehingga
kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas transmisi.
Cara Kerja Transmisi Manual
Pada Mobil + Diagram Proses
Sistem transmisi digunakan untuk mengubah momen putaran dari
mesin ke final gear, agar apa ? tentu agar mobil mampu berjalan pada semua
kondisi. Khususnya dijalanan menanjak yang memerlukan momen yang lebih besar.
Lalu bagaimana cara kerja transmisi manual pada mobil ? mari
kita bahas secara detail pada artikel dibawah.
Baca juga ; Cara kerja transmisi otomatis pada motor
Cara Kerja Transmisi Manual
Tipe Syncronmesh
Dalam penjelasan dibawah akan dibahas bentuk simple dari transmisi tipe sycronmesh. Jumlah kecepatan hanya dua tingkat, namun jika anda paham penjelasan dibawah maka tingkat percepatan berikutnya bisa dipahami dengan mudah.
1. Saat Mesin Hidup Transmisi N
Kita anggap kopling dalam keadaan terhubung, maka akan
terjadi aliran tenaga dari flywheel melewati kopling masuk ke input shaft
transmisi. Kemudian putaran pada input shaft disalurkan ke countrer gear
melalui input gear.
Counter gear memiliki beberapa roda gigi, namun semuanya menyatu sehingga RPM pada seluruh roda gigi counter itu sama. Namun berkat diameter roda gigi counter yang berbeda-beda maka akan menghasilkan putaran output gear yang berbeda pula.
Roda gigi counter akan langsung memutar dua buah gigi output, namun roda gigi output ini hanya berputar mengambang karena memang tidak terikat dengan poros output. Sehingga saat posisi netral, dua roda gigi output akan berputar namun poros output tetap diam.
2. Saat Mesin Hidup speed 1
Counter gear memiliki beberapa roda gigi, namun semuanya menyatu sehingga RPM pada seluruh roda gigi counter itu sama. Namun berkat diameter roda gigi counter yang berbeda-beda maka akan menghasilkan putaran output gear yang berbeda pula.
Roda gigi counter akan langsung memutar dua buah gigi output, namun roda gigi output ini hanya berputar mengambang karena memang tidak terikat dengan poros output. Sehingga saat posisi netral, dua roda gigi output akan berputar namun poros output tetap diam.
2. Saat Mesin Hidup speed 1
Ketika kita memposisikan tuas transmisi ke posisi 1, maka shift fork akan menggerakan hub sleeve kearah roda gigi output kecepatan satu. Sehingga hubsleeve akan terhubung dengan satu gigi output.
Sehingga akan menimbulkan power flow dari flywheel mesin melalui kopling masuk ke poros input transmisi. Dari input shaft kemudian disalurkan ke counter gear oleh input gear, dan roda gigi counter kecepatan satu akan menggerakan roda gigi output kecepatan satu.
Dari roda gigi output kecepatan satu langsung disalurkan ke hubsleeve, dan karena hub sleeve itu terikat dengan poros output maka putaran dari output gear bisa langsung disalurkan ke output shaft dengan kecepatan yang sama.
Dalam hal ini, kecepatan akan direduksi karena diameter output gear 1 jauh lebih besar dari roda gigi counter gear sebagai gigi pemutar.
Baca pula ; Cara
menghitung gear ratio transmisi
2. Saat Mesin Hidup speed 2
Advertisement
Ketika kita pindah tuas transmisi ke posisi 2 maka shift fork
akan memindahkan posisi hub sleeve, dari yang tadinya terhubung dengan output
gear 1 menjadi terhubung dengan outpout gear 2.
Sehingga akan ada aliran dari mesin masuk ke poros input. Dari input, akan disalurkan ke counter gear melalui input gear. Dan kali i i roda gigi counter 2 yang bertugas menyalurkan tenaga ke roda gigi output 2.
Dari outout gear 2, disalurkan ke hub sleeve menuju output gear sehingga poros output berputar sesuai dengan kecepatan output gear 2.
Dalam hal ini, diameter output gear 2 lebih kecil dibandingkan roda gigi output 1, sehingga nilai reduksinya akan berkurang dan kecatab output akan lebih cepat.
Untuk kecepatan 3 dan seterusnya, maka tinggal menambahkan satu unit gear output dan sebuah hub sleeve dibekakang gigi 1. Sehingga akan ada dua hub sleeve dan dua buah shift fork.
Sehingga akan ada aliran dari mesin masuk ke poros input. Dari input, akan disalurkan ke counter gear melalui input gear. Dan kali i i roda gigi counter 2 yang bertugas menyalurkan tenaga ke roda gigi output 2.
Dari outout gear 2, disalurkan ke hub sleeve menuju output gear sehingga poros output berputar sesuai dengan kecepatan output gear 2.
Dalam hal ini, diameter output gear 2 lebih kecil dibandingkan roda gigi output 1, sehingga nilai reduksinya akan berkurang dan kecatab output akan lebih cepat.
Untuk kecepatan 3 dan seterusnya, maka tinggal menambahkan satu unit gear output dan sebuah hub sleeve dibekakang gigi 1. Sehingga akan ada dua hub sleeve dan dua buah shift fork.
Komponen Transmisi Tipe
Sychronmesh
Bagian-bagian yang penting dalam satu unit transmisi antara lain
- Input shaft, fungsinya sebagai poros yang terhubung
dengan plat kopling untuk menyalurkan tenaga dari mesin.
- Input Gear, fungsinya menyalurkan tenaga dari poros
input ke rangkaian roda gigi transmisi.
- Counter gear and shaft, berfungsi untuk membagikan
putaran input ke beberapa output gear.
- Output gear, berfungsi sebagai driven gear yang menerima
energi putar. Jumlah output gear ini bervariasi bisa tiga atau lima
tergantung tingkat kecepatan transmisi.
- Hub sleeve, berfungsi untuk menghubungkan output gear ke
output shaft. Hub sleeve memiliki kemampuan untuk terhubung dan terlepas
dengan output gear dengan cepat.
- Sychronnizer Ring, berfungsi untuk memepercepat dan
memperhalus hubungan antara hub sleeve dan output gear.
- Output shaft, berfungsi menyalurkan energi dari output
gear ke poros propeller atau langsung ke differential pada kendaraan FF.
- Shift Fork, fungsinya untuk mengontrol perpindahan hub
sleeve agar bisa terhubung dan terlepas dengan roda gigi.
3. Poros
Propeller
Pada
kendaraan penggerak FR atau 4WD akan ditemui komponen berbentuk tabung panjang
yang terbuat dari baja. Komponen ini adalah propeller shaft, yang berfungsi
untuk menghubungkan putaran transmisi di bagian depan mobil dengan axle
dibagian belakang mobil.
Alasan
penggunaan komponen berbentuk pipa ini adalah agar perpindahan tenaga bisa
berlangsung efektif. Jika kita pakai rantai, maka resikonya rantai akan cepat
mulur karena pemuaian dan suara yang berisik. Tapi karena kita menggunakan
poros besi, maka akan lebih tahan terhadap pemuaian dan gaya puntir akan
disalurkan secara sempurna.
4.
Universal joint
Antara
transmisi dan axle belakang, pastinya memiliki ketinggian yang tidak selalu
sejajar. Hal ini diakibatkan karena letak axle yang berada di bawah suspensi
sementara transmisi berada di body mobil. Sehingga perlu komponen tambahan agar
propeller bisa berfungsi tanpa terganggu hal ini.
Universal
joint merupakan komponen yang didesain secara fleksibel untuk menghubungkan
moment puntir dari sudut dan arah manapun. Biasanya ada dua buah universal
joint yang terletak dibelakang transmisi dan didepan gardan.
5.
Gardan/Diferensial
Fungsi
differensial adalah untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan mobil. Mengapa
harus dibedakan, saat kendaraan membelok kearah kiri misalnya, maka jarak yang
ditempuh roda kiri dan kanan pasti beda. Jika roda tidak dibedakan putarannya
maka akan terjadi selip disalah satu roda dan cepat menimbulkan keusan.
Cara Kerja Gardan
(Diferensial) Pada Kendaraan
Differential pada sistem
powertrain mobil memiliki fungsi yang cukup penting. Komponen ini akan
melakukan tugasnya untuk mengubah putaran propeller menjadi tegak lurus
terhadap poros propeller. Lantas bagaimana cara kerja differential ? simak
ulasannya dibawah.
Selain sebagai pengubah arah tenaga, gardan juga memiliki fungsi lain. Paling tidak, ada empat fungsi pada komponen ini, yakni.
Selain sebagai pengubah arah tenaga, gardan juga memiliki fungsi lain. Paling tidak, ada empat fungsi pada komponen ini, yakni.
- Sebagai Pembeda Putaran Roda, mengapa perlu dibedakan ?
ini terkait mobil yang berbelok. Saat mobil belok, jarak yang ditempuh
roda belakang kiri dan kanan berbeda. Sehingga putaran kedua roda perlu
dibedakan.
- Mengubah Arah Powerflow, pada komponen gardan ada yang
namanya final gear. Fungsinya salah satunya untuk mengubah arah putaran
secara tegak lurus.
- Meneruskan Power dari propeller ke axle
- Meningkatkan moment putaran output, final gear didalam
gardan juga berfungsi meningkatkan momen puntiran dari propeller shaft.
Hal ini dikarenakan jumlah gigi pada ring gear lebih banyak dibandingkan
pinion drive gear.
img by motorshout.com
Cara Kerja Gardan Pada
Mobil
Pada dasarnya, gardan akan meneruskan putaran mesin dari propeller ke pooros axle kapanpun ketika ada input dari pinion drive gear. Mekanisme pembedaan putaran akan terjadi ketika salah satu roda mengalami gaya tekan yang berlebih, contohnya ketika belok.
1. Saat Mobil Berjalan Lurus
Ketika mobil berjalan pada posisi steer lurus maka tenaga putar dari propeller shaft masuk ke drive pinion gear. Dari drive pinion gear dihubungkan ke ring gear yang memiliki jumlah mata gigi lebih banyak sehingga RPM ring gear lebih rendah dari RPM drive pinion gear tapi torsinya bertambah.
Dari ring gear, putaran kemudian diteruskan ke diferential case. Hal tersebut karena differential case terpaut dengan ring gear. Sementara itu, diferential case merupakan rangka dari rangkaian pinion dan side gear. Disini terdapat poros pinion yang bertumpu pada sisi diferential case, dan kedua ujung poros tersebut diletakan dua buah gigi pinion yang terhubung dengan dua side gear.
Sehingga aliran putaran dari diferential case akan menuju poros pinion, kemudian ke pinion gear, dan sampai ke side gear. Pinion gear dapat berputar pada poros pinion, dan saat pinion gear ini berputar maka roda kiri dan kanan akan beda putarannya. Namun karena berada pada posisi lurus, beban roda kiri dan kanan sama maka pinion hanya meneruskan putaran dari case ke side gear. Dengan kata lain pinion gear dalam posisi tidak berputar. Hal ini menyebabkan output pada dua buah side gear sama (RPM Side gear A = RPM Side gear B).
2. Mekanisme Side gear dan Pinion ketika belok
Saat kendaraan berbelok, misal ke arah kiri. Maka roda bagian kiri yang terletak pada sisi dalam akan mendapatkan tahanan putar dari roda depan yang berubah arah. Hal itu menyebabkan perbedaan berat antara side gear A dan B, atau side gear bagian roda kiri akan lebih berat dari side gear bagian kanan.
Advertisement
Sehingga pinion gear akan berputar, putaran yang disebabkan
perbedaan berat side gear ini menyebabkan side bagian kanan berputar lebih
cepat. Sehingga putaran roda kiri dan kanan pun berbeda.
Saat pinion gear membedakan putaran, arah putaran kedua pinion gear saling berlawanan. Hal tersebut karena memamg posisi dua pinion gear ini saling berlawanan dengan sudut 90 derajat dari side gear. Model mata gigi yang dipakai juga memiliki sudut 45 derajat sehingga meski letak pinion dan side gear tidak sejajar tetap bisa menghubungkan putaran.
Saat pinion gear membedakan putaran, arah putaran kedua pinion gear saling berlawanan. Hal tersebut karena memamg posisi dua pinion gear ini saling berlawanan dengan sudut 90 derajat dari side gear. Model mata gigi yang dipakai juga memiliki sudut 45 derajat sehingga meski letak pinion dan side gear tidak sejajar tetap bisa menghubungkan putaran.
Tipe Final Gear Pada
Diferensial
Final gear merupakan rangkaian antara ring gear dan drive pinion. Yang berfungsi untuk menghubungkan dan mengubah arah putaran dari poros propeller. Secara umum, ada dua jenis final gear yakni.
1. Tipe Hypoid gear pada RWD
Tipe ini memiliki mata gigi disamping, ring gear memiliki mata gigi dengan sudut miring di area samping begitu pula dengan drive pinion memiliki mata gigi disamping gear. Desain mata gigi ini dapat mengubah arah putaran secara tegak lurus dari input. Sehingga banyak dipakai pada kendaraan RWD.
2. Tipe Helical gear pada FWD
img by grabcad.com
Tipe berikutnya tidak memiliki fitur pengubahan arah putar karena mata gigi pada kedua gear ini terletak di sisi luar seperti gear pada umumnya. Itulah sebabnya tipe ini dipakai pada mobil penggerak depan dengan mesin melintang yang memiliki aliran tenaga yang sejajar dengan sumbu roda.
Mekanisme Penyetelan Final Gear
Penyetelan yang dimaksud yakni untuk mengatur gap antara drive pinion dengan ring gear. Tujuan penyetelan ini adalah untuk menghindari celah gigi yang terlalu lebar atau sangat rapat yang bisa berakibat buruk terhadap output yang dihasilkan.
Penyetelan ini dilakukan melalui bearing cap adjuster. Bentuk bearing ini memiliki thread di bagian luarnya yang mengulir ke bearing holder pada diferential cover. Mekanisme penyetelan ini akan menggeser diferential case bersama rangkaian roda gigi side dan pinion beserta ring gear, sehingga celah final gear dapat berubah.
Pada satu unit gardan, akan anda temukan bagian penyusun yang diantaranya adalah
Komponen Gardan Pada
Kendaraan
- Drive pinion Gear
- Drive pinion shaft
- Ring Gear
- Side gear
- Spider gear
- Spider gear shaft
- Spider gear washer
- Thrust washer
- Diferential case
- Bearing
- Bearing cap adjuster
·
6. Rear Axle
·
·
Komponen selanjutnya adalah sebuah poros berbentuk
batang yang menghubungkan diferensial dengan poros roda. Diujung poros akan
dipasangkan wheel bearing sebagai bantalan poros terhadap body mobil.
·
·
Ada dua macam axle yang dipakai pada mobil, yakni
tipe rigid axle dan indipendent axle. Pada rigid axle, antara roda kiri dan
kanan akan terletak pada satu poros kaku sehingga jika salah satu roda terkena
efek suspensi maka roda satunya akan terpengaruh. Sementara pada tipe
indipendet, ada fleksibel joint yang dipasangkan pada kedua ujung poros axle.
Fungsinya agar roda kiri dan kanan bisa terbebas ketika salah satu roda terkena
efek suspensi.
7. Pegas
Pegas
masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk meredam getaran jalan
serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati gundukan atau lubang. Pegas
terbuat dari baja lentur dengan desain tertentu.
Contohnya desain ulir. Pegas ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai pada mobil dengan sistem suspensi indipendent. Model lainya adalah model leaf spring, yakni baja lentur yang didesain seperti lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi pegas ulir sehingga tipe ini sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan bus.
Contohnya desain ulir. Pegas ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai pada mobil dengan sistem suspensi indipendent. Model lainya adalah model leaf spring, yakni baja lentur yang didesain seperti lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi pegas ulir sehingga tipe ini sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan bus.
Macam-macam Pegas yang sering dipakai pada suspensi mobil
Saat kita berkendara di jalan yang bergelombang getaran
tersebut akan sangat terasa hal itu akan menyebabkan berkendara menjadi tidak
aman dan tidak nyaman. Namun hal itu dapat diatasi dengan adanya sistem
suspensi. Sistem ini akan menyerap goncangan agar tidak langsung ke body.
Selain berfungsi menyerap goncangan dan getaran permukaan jalan sistem suspensi
juga membantu daya pengereman.
Pada umumnya sistem susupensi dibagi menjadi dua tipe yaitu
dependent/rigid,dan indipendent/bebas.
1.tipe dependent/rigid yaitu dengan menghubungkan roda kanan dan kiri menggunakan
rigid axle atau axle shaft sehingga roda kanan berkaitan dengan roda kiri. Tipe
ini sangat cocok untuk mobil yang berurusan dengan beban berat, namun kurang
dalam segi kenyamanan. Tipe ini biasa dipakai pada truk dan bus.
2.tipe indipendent/bebas, sesuai namanya pada tipe ini roda kanan dan kiri saling
bebas (tidak dihubungkan oleh axle shaft). Saat salah satu roda menemui jalan
yang tidak rata hal itu tidak akan mempengaruhi roda yang lain sehingga lebih
nyaman saat digunakan. Tipe ini sering diaplikasikan pada MPV dan SUV.
Bagian utama pada sistem suspensi adalah pegas. Umumnya pegas
terbuat dari logam yang lentur, namun selain menggunakan logam lentur pegas
digantikan oleh kantung udara atau biasa disebut air suspension,temuan lebih
lanjut sistem suspensi dibuat dari magnet.Macam macam pegas yang biasa di pakai
adalah;
1. Coil spring
2. Leaf spring3. Torsion Bar Spring
4. Air suspension
5. Magnetic Spring
Terakhir, ada jenis pegas terbaru yang terbuat Dari dua logam yang memiliki days magnet. Suspensi magnetic, memanfaatkan gaya magnet pada polar yang sama. Sehingga menimbulkan gaya tolak. Gaya tolak ini yang dijadikan peredam pegas magnetic. Uniknya, kekerasan pegas magnetic bisa disesuaikan. Sehingga dapat disesuaikan apakah akan diatur hard atau soft. Sehingga suspensi akan bekerja maksimal saat kendaraan berjalan cepat dan lambat. Contoh Mobil yang mengenakan pegas ini adalah Audi TTS.
Advertisement
itulah beberapa pegas yang sering dan paling umum dipakai
dalam sebuah mobil khususnya di Indonesia. semoga dapat menambah pengetahuan
tentang dunia otomotif kita.
Coil spring terbuat dari batang baja khusus berbentuk spiral.
Pegas ini banyak digunakan pada kendaraan kecil dan kendaraan keluarga karena
pegas ini dapat menyerap kejutan lebih baik sehingga sangat cocok untuk
kendaraan kecil menengah yang mengutamakan aspek kenyamanan penumpangcontoh
adalah mobil sedan,MPV,SUV.
Leaf spring/pegas daun terbuat dari bilah baja bengkok dan
lentur. Pegas daun biasa digunakan pada kendaraan yang sering membawa beban
berat seperti bus dan truck. Pegas ini memiliki kontruksi lebih sederhana
dibandingkan tipe coil. pegas ini biasa dipakai pada rigid axle dalam satu kaki
memerlukan beberapa lapis pegas daun, Agar kekuatan pegas itu meningkat namun
hal itu menyebabkan penyerapan kejutan kurang maksimal sehingga kurang nyaman
apabila dipakai untuk mobil penumpang.
pegas ini juga terbuat dari batang baja namun batang baja ini
bersifat elastis terhadap moment puntir. Pegas ini dapat menghemat ruang tata
letak karena tidak memerlukan space yang besar untuk meletakan pegas ini.
Suspensi seperti double wishbone banyak mengaplikasikan pegas ini dengan alasan
hemat ruang. Namun saat ini penggunaan pegas torsi sangat jarang mengingat
kenyamanan dan kekuatan pegas jadi half utama.
Sesuai namanya pegas ini menggunakan udara sebagai peredam
getaran. Sejumlah udara dikompresikan ke dalam kantung udara. Sistem ini lebih
nyaman dan tahan terhadap beban berat.pada beberapa tipe dapat di stel
ketinggian pegasnya. Sistem ini banyak diterapkan pada kendaraan bus, truk
kontainer sampai kereta commuter juga menggunakan air suspension untuk meredam
getaran
8. Shock
absorber
Perlu
diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas. Komponen
ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun komponen ini akan
menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi. Saat mobil melewati
jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan kebawah yang ditahan oleh pegas.
Tapi karena sifat pegas yang lentur serta bobot kendaraan maka guncangan akan
terlalu kuat.
Dalam hal
ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan pada sistem suspensi.
Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan gaya guncang melalui mekanisme
fluida.
Cara Kerja Shock Absorber
Pada Kendaraan
Shock absorber adalah salah satu komponen yang terletak pada
sistem suspensi kendaraan dengan fungsi menegah guncangan berlebih ketika
sistem suspensi bekerja.
Dalam sistem suspensi, pegas akan bekerja menyerap getaran jalan tapi apabila permukaan jalan sangat tidak rata justru akan timbul guncangan pada body mobil yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara.
Oleh karena itu, diletakanlah komponen bernama shock absorber yang bekerja untuk menahan gaya oskilasi dari pegas agar tidak menimbulkan guncangan berlebih. Lalu bagaimana shock absorber bekerja ? simak artikel dibawah.
Dalam sistem suspensi, pegas akan bekerja menyerap getaran jalan tapi apabila permukaan jalan sangat tidak rata justru akan timbul guncangan pada body mobil yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara.
Oleh karena itu, diletakanlah komponen bernama shock absorber yang bekerja untuk menahan gaya oskilasi dari pegas agar tidak menimbulkan guncangan berlebih. Lalu bagaimana shock absorber bekerja ? simak artikel dibawah.
Cara Kerja Shock Absorber
Prinsip kerja shock absorber itu seperti kompresor, dimana untuk menahan oskilasi digunakanlah sebuah fluida yang tertekan/terkompresi. Saat fluida ini terkompresi otomatis oskilasi pada pegas bisa ditahan.
Secara sederhana ada 5 komponen utama pada shock absorber yakni ;
- Tabung shock, berfungsi sebagai tempat berinteraksi
fluida dengan piston.
- Piston, berfungsi untuk memanipulasi volume ruang
didalam tabung shock untuk mengkompresi fluida.
- Piston rod, berfungsi menghubungkan piston dengan poros
roda agar gerakan piston sesuai dengan gerakan poros roda.
- Piston valve, berfungsi sebagai penyekat antara ruang
diatas dan dibawah piston.
- Fluida, merupakan cairan hidrolik khusus (biasa disebut
oli shock) sebagai fluida yang akan meredam guncangan.
Lalu bagaimana cara kerja
shock absorber ?
1. Saat ditekan (langkah kompresi)
Advertisement
Ketika shock absorber menerima tekanan dari roda (panjang
shock absorber memendek) maka piston juga akan ikut bergerak keatas. Ini akan
membuat pengecilan ruang diatas piston dan pembesaran ruang dibawah piston.
Akibatnya, fluida pada ruang diatas piston akan tertekan, sehingga fluida akan
mencari ruang untuk keluar. Dan fluida akan keluar pada lubang yang sudah
terbuka pada piston.
Dalam hal ini katup kompresi akan tertekan oleh fluida bertekanan sehingga hanya satu saluran saja yang terbuka. Karena lubang mengalirnya fluida hanya satu dan sempit otomatis kecepatan fluida dari ruang diatas piston ke ruang dibawah piston akan semakin lambat. Hasilnya, pergerakan piston ke atas juga menjadi lebih lambat. Pergerakan lebih lambat inilah yang meredam guncangan pada suspensi.
2. Langkah expansi
Ketika kompresi dari pegas sudah selesai, maka akan ada gaya balik pegas yakni pegas akan kembali memanjang. Ini akan mendorong piston didalam shock absorber bergerak ke bawah hasilnya sama seperti diatas. Fluida didalam ruang bawah piston akan mengalir ke ruang atas piston melewati satu lubang kecil. Ini akan memperlambat gerakan piston karena kecepatan fluida bisa diredam.
Dalam hal ini katup kompresi akan tertekan oleh fluida bertekanan sehingga hanya satu saluran saja yang terbuka. Karena lubang mengalirnya fluida hanya satu dan sempit otomatis kecepatan fluida dari ruang diatas piston ke ruang dibawah piston akan semakin lambat. Hasilnya, pergerakan piston ke atas juga menjadi lebih lambat. Pergerakan lebih lambat inilah yang meredam guncangan pada suspensi.
2. Langkah expansi
Ketika kompresi dari pegas sudah selesai, maka akan ada gaya balik pegas yakni pegas akan kembali memanjang. Ini akan mendorong piston didalam shock absorber bergerak ke bawah hasilnya sama seperti diatas. Fluida didalam ruang bawah piston akan mengalir ke ruang atas piston melewati satu lubang kecil. Ini akan memperlambat gerakan piston karena kecepatan fluida bisa diredam.
Jenis –Jenis Shock Absorber
Secara umum ada 2 shock breaker yang dipakai pada kendaraan yakni ;
1. Dual action shock absorber
Merupakan tipe shock absorber yang dijelaskan diatas. Dengan dua aksi, yakni aksi kompresi dan aksi ekspansi. Dengan kata lain baik saat kompresi dan ekspansi, shock absorber tetap menyerap guncangan.
2. Single action shock absorber
Tipe single action, memiliki desain piston dengan hanya satu lubang dan satu lubang lagi bernama saluran orifice yang ukurannya lebih kecil dibandingkan lubang piston. Ketika langkah kompresi, fluida bisa bergerak ke ruang bawah piston melewati kedua lubang sekaligus (lubang piston dan saluran orifice).
Tapi ketika ekspansi, katup pada lubang piston akan tertutup sehingga fluida mengalir ke ruang atas piston hanya melalui saluran orifice. Ini akan membuat pergerakan piston lebih lambat saat langkah ekspansi dibandingkan langkah kompresi.
Desain seperti ini, akan membuat sistem suspensi empuk namun tidak terlalu bergelombang. Sehingga cocok untuk kendaraan berat seperti truk.
9.
Stabilizer bar
Komponen
stabilizer hanya ada di sistem suspensi bebas atau indipendet. Stabilizer
dipakai agar roda kiri dan kanan tidak terlalu jauh marginnya. Kelemahan sistem
suspensi indipendent adalah ketika salah satu roda melewati gundukan atau
lubang maka akan terasa efek rolling yang besar karena roda satunya tidak
menahan. Stabilizer akan digunakan agar roda satunya bisa menahan rolling
ketika salah satu roda terguncang.
Pada
komponen ini disusun oleh dua buah komponen, yakni swing bar dan link
stabilizer. Swing bar merupakan poros yang menghubungkan sistem suspensi kiri
dan suspensi kanan. Sementara link stabilizer akan menghubungkan ujung swing
bar dengan shock absorber.
10.
Sistem steering
Steering
sistem juga masuk dalam komponen chasis kendaraan, fungsinya bukan hanya
mengendalikan arah roda depan namun juga meringankan gaya pengemudian. Kita
mengenal sistem power steering, sistem ini dibuat sebagai assist agar ketika
kita memutar roda kemudi bisa lebih ringan.
Secara
umum ada dua macam power steering yakni tipe hidrolik dan tipe elektrik. Tipe
hidrolik memanfaatkan gaya tekan hidrolik yang diperoleh dari pompa steering
untuk mendorong rack steer, sementara tipe elektrik menggunakan motor yang
langsung menggerakan rack steer.
11.
Sistem pengereman
Sistem
rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara signifikan. Cara
kerja rem adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang bisa mengkonversi energi
putar roda menjadi energi panas. Pada sistem rem, dua buah material yang
berbahan besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga akan mengurangi laju
putarannya.
Pada
mobil ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol dan sistem rem
cakram. Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang bagus tapi kurang
responsif, sementara rem cakram lebih responsif.
Materi Sistem Rem Kendaraan
Terlengkap (Definisi, Cara Kerja, dan Jenisnya)
Sistem rem adalah mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan
agar laju kendaraan bisa dikendalikan. Sistem pengereman, menggunakan prinsip
perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Sehingga, gerakan pada roda
kendaraan bisa berkurang.
Pengertian dan Fungsi
Sistem Rem
Seperti yang dijelaskan diatas, sistem rem ini merupakan
mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, sistem pengereman
menjadi salah satu komponen keselamatan aktif pada mobil dan motor.
Fungsi sistem rem antara lain ;
- Mengurangi kecepatan kendaraan secara berkala atau
drastis
- Menahan kendaraan agar tidak bergerak maju atau mundur
Prinsip Kerja Sistem Rem
Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi
gerak ke energi panas.
Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan
perbubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan
itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan
mengubahnya kembali ke bentuk energi panas.
Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan,
sehingga untuk menghilangkan sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah
ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah
perubahan ke energi panas.
Cara perubahan energi
sistem rem
Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem
pengereman menggunakan gesekan dua material.
Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas
tersebut timbul karena proses perubahan energi dari energi gerak yang saling
bergesekan menjadi energi panas. Sehingga temperatur permukaan benda yang
bergesekan lebih tinggi, namun gerakan benda tersebut melemah.
Material benda gesekan pada
sistem rem
Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang
terhubung dengan roda (berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis
kendaraan (diam).
Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi
menghasilkan panas. Dan panas, bisa melelehkan logam. Sehingga harus ada
penyesuaian material pada piringan dan kampas rem.
Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan
menimbulkan panas yang cukup besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua
benda ini terbuat dari bahan organik (isolator) maka ketahanannya lemah
sehingga akan cepat tergerus.
Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat dari
bahan besi solid. Besi ini, juga dibuat dengan permukaan gesek yang halus agar
saat bergesekan, tidak menimbulkan suara yang berisik.
Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic
(keramik, asbes ) yang memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki
gaya gesek yang besar.
Jenis – Jenis Sistem Rem
Secara umum ada dua macam sistem rem, yakni ;
1. Sistem rem tromol
Rem tromol, adalah sistem pengereman tertutup yang
menggunakan komponen berbentuk seperti mangkuk yang diletakan dibagian luar
kampas rem.
Advertisement
Komponen berbentuk mangkuk ini, dinamakan tromol dan
terhubung dengan roda kendaraan.
Sementara didalam tromol rem, terdapat dua buah kampas rem
yang memiliki luas penampang cukup lebar. Saat rem diaktifkan, maka dua kampas
rem ini akan menekan permukaan dalam tromol rem ke arah luar. Sehingga gerakan
tromol dan roda bisa terhenti.
Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol
Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol
2. Sistem Rem Cakram
Rem cakram, adalah sistem rem terbuka yang menggunakan metode
penjepitan piringan untuk menghentikan putaran piringan rem.
Untuk komponennya, terdapat sebuah piringan berbentuk
lingkaran yang terhubung dengan roda. Lalu pada satu titik, terdapat dua kampas
rem yang terletak disamping kanan dan kiri piringan.
Saat rem diaktifkan, kampas rem akan menjepit bagian piringan
yang berputar. Sehingga putaran roda serta piringan rem akan terhenti.
(selengkapnya bisa baca ; Pengertian dan
prinsip kerja rem cakram kendaraan)
Selain dua jenis rem diatas, jika dikupas lebih detail ada 8 macam sistem rem. Anda bisa membaca artikel berikut ; 8 Jenis Sistem Rem Kendaraan beserta Cara kerjanya
Komponen sistem rem
Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis rem.
Tapi, kalau secara umum komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian yakni ;
1. Komponen input
Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi
sebagai tempat aktifasi sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi
mengaktifkan sistem rem.
Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem
pada mobil, atau tuas rem pada sepeda motor.
2. Komponen penghubung
Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang menghubungkan
gerakan pada input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya menghubungkan,
namun konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak mengalami kerugian
tenaga.
Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem rem
mekanis atau kalau yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus biasanya
menggunakan tekanan angin.
3. Aktuator rem
Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung
menghentikan putaran roda. Di bagian inilah proses perubahan energi dari energi
putar ke energi panas terjadi. Kinerja aktuator rem, hanya akan aktif saat
pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.
Yang termasuk dalam aktuator rem, adalah rem cakram, rem
tromol dan rem parkir.
Bagaimana dengan Engine
Brake ?
Selain sistem pengereman yang terdapat pada roda, ada pula
pengereman yang tidak terdapat pada roda kendaraan. Contohnya engine brake.
Engine brake, juga sama dengan rem roda yang berfungsi untuk
memperlambat laju kendaraan. Namun engine brake tidak mampu mengentikan
kendaraan hingga 0 KM/jam.
Ini karena prinsip kerja engine brake berbeda dengan sistem
rem gesek.
Engine brake memanfaatkan RPM mesin yang lebih rendah untuk
memperlambat putaran roda yang lebih tinggi dari RPM mesin. Sehingga, saat rem
ini diaktifkan mobil terasa tertahan.
Meski tidak bisa menghentikan laju kendaraan hingga 0 Km/Jam,
engine brake ini cukup berguna saat memperlambat laju kendaraan di kecepatan
tinggi. Karena aktifasinya juga mudah, tinggal lepas gas (tanpa injak kopling)
maka engine brake akan aktif.
12. Roda
dan Ban
Komponen
terakhir berada diujung powertrain, fungsinya untuk mengkonversi energi putar
dari powertrain untuk menjalankan kendaraan. Roda tersusun dari velg dan ban,
velg atau rims merupakan rangka roda yang menjadi tumpuan kendaraan. Untuk itu
kekuatan rims juga tidak bisa sepelekan. Sementara ban berfungsi menyerap
getaran kecil pada jalan dan menimbulkan traksi agar roda tidak selip. Ban
sendiri, ada beberapa tipe antara lain tipe hard, medium dan soft. Ban tipe
soft memiliki struktur yang lunak sehingga akan cepat aus tapi gripnya cukup
baik.
https://www.autoexpose.org/2017/09/komponen-chasis-mobil.html
Komentar
Posting Komentar