12 Komponen Chasis Mobil + Gambar dan Fungsinya


12 Komponen Chasis Mobil + Gambar dan Fungsinya
Komponen Chasis – Sebuah mobil disusun dari tiga kelompok besar yakni kelompok mesin, chasis dan kelistrikan. Kelompok chasis, yang juga termasuk powertrain dan body akan mendukung proses power flow atau aliran tenaga yang dihasilkan oleh mesin hingga roda mobil bisa berjalan. Apa saja komponen chasis kendaraan ? anda bisa simak daftar komponen chasis mobil dibawah.

Nama Komponen Chasis dan Fungsinya

Secara umum, chasis mobil disusun dari komponen powertrain dan suspensi. Powertrain bertugas mengalirkan tenaga mesin ke roda, sementara sistem suspensi akan menunjang keamanan dan stabilitas kendaraan. Bicara soal powertrain, ada 3 model penggerak pada mobil yakni
  • FWD (penggerak roda depan)
  • RWD (penggerak roda belakang)
  • 4WD (penggerak 4 roda)

Meski ada tiga jenis, namun komponen yang dipakai secara umum sama. Apa saja simak ulasan lengkapnya dibawah.

1. Kopling



Fungsi kopling adalah menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kopling sangat berguna saat dipakai ketika kita akan menjalankan mobil atau ketika sedang macet, dengan adanya kopling proses pemidahan gigi transmisi akan terasa lebih halus.

Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar dengan RPM sama yakni flywheel dan pressure plate, serta kampas kopling yang berada ditengah dua logam ini. Saat pressure plate menekan kearah flywheel akan menyebabkan kampas kopling terjepit dan hal itu membuat putaran mesin terhubung ke transmisi.

Namun pada sistem kopling otomatis atau yang biasa kita kenal dengan torque converter. Kopling ini  bekerja berdasarkan gaya tekan fluida. Gaya tekan fluida ini akan semakin besar seiring bertambahnya putaran mesin, sehingga kita tidak perlu melakukan pengoperasian kopling secara manual.

Cara Kerja Kopling Manual Secara Detail + Gambar Proses

Sistem kopling manual adalah sebuah mekanikal powertrain mobil yang berfungsi untuk memutuskan aliran tenaga dari mesin ke transmisi secara manual (kita yang mengontrol sepenuhnya). Saat kita menekan pedal kopling, itu artinya kita mengaktifkan fungsi kopling manual.

Saat ini dilakukan tenaga putar dari mesin akan terputus, sehingga meski kita gas setinggi mungkin walau posisi gigi masuk itu tetap mobil tidak akan bergerak.

Lalu, bagaimana cara kerja sistem kopling manual ? mengapa tenaga mesin bisa terputus dengan halus hanya dengan injakan pedal ? temukan jawabannya diartikel ini.
Prinsip Kerja Sistem Kopling Manual

Perlu diketahui, sistem kopling tidak hanya memutuskan serta menyambungkan kembali tenaga mesin sekedarnya. Tapi sistem kopling juga harus mampu melakukan kinerja seperti itu secara halus, cepat, dan efisien.

Oleh sebab itu, rangkaian pemutus tenaga mesin ini dibuat sedemikian rupa hingga komponennya terlihat begitu kompleks. Prinsip kerja kopling manual adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua jenis plat, namun kedua jenis plat ini memiliki permukaan yang sama sekali tidak licin. Sehingga ketika dua plat itu ditempelkan tidak terjadi gesekan justru putaran dari plat A dapat berpindah ke plat B.

Kedua plat ini adalah plat logam (flywheel dan pressure plate) sebagai plat A atau plat pemutar dan plat B adalah plat kopling (kampas kopling).

Plat logam bertindak sebagai pemberi putaran, plat ini umumnya terbuat dari baja tuang yang keras dan kuat. Sementara plat kopling dilapisi bahan keramik yang membuat teksturnya kasar bertindak sebagai penerima putaran, sehingga ketika plat logam ini ditempelkan pada plat kopling, maka putaran pada plat logam akan tersalur ke plat kopling. Untuk memutuskan putaran, maka antara plat logam dan plat kopling cukup dipisahkan hingga timbul jarak.

Lalu bagaimana mekanisme perhubungan dan pemisahan plat dalam sistem kopling ?
Komponen-komponen sistem kopling manual pada mobil

Pertama anda perlu setidaknya mengenali beberapa komponen utama pada sistem kopling agar dapat dengan mudah memahami bagaimana sistem kopling mekanis ini bekerja.

Advertisement

  1. Flywheel, sebagai plat yang memberikan putaran input dari mesin.
  2. Pressure plate, berperan untuk mengatur jarak antara plat logam dan plat kopling.
  3. Plat kopling, sebagai plat penerima putaran dari fywheel. Plat ini terhubung ke poros transmisi.
  4. Clutch cover, merupakan cover yang digunakan untuk meletakan komponen seperti pressure plate, pegas kopling, dan release lever. Cover ini dibaut ke flywheel sehingga semua komponen didalam clutch cover akan ikut berputar sesuai putaran flywheel.
  5. Pegas kopling, berfungsi menekan pressure plat agar tetap menempel pada plat kopling (saat pedal tidak ditekan). Beberapa mobil menggunakan pegas tipe diafragma, namun pada penjelasan ini menggunakan tipe coil spring.
  6. Release lever, merupakan plat untuk mengungkit pressure plate agar bisa terbebas degan plat kopling.
  7. Release bearing, komponen untuk mendorong release lever berdasarkan gaya pada master silinder/aktuator hidrolik kopling.

Lalu bagaimana mekanismenya ?

Dalam penjelasan ini, kita menggunakan sistem kopling manual dengan kontrol hidrolik. Jadi, dari pedal kopling itu langsung terhubung ke master silinder dan tidak menggunakan kawat kopling.

1. Saat pedal kopling ditekan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJWrqhnFNQE_6AOj2NojurNB2IOfb3wMgXg6gGKgAzL7A-nyCktrU0IkeS6GaAvrqPDhUjdTU7zt871GlBR6ETdJnVho-NsrR76Y4NBaYWEHF36bXb4iZFVU7a5lsz28eYt1ayNLKXD6tN/s640/pressed.JPG

Ketika kita tekan pedal kopling, maka akan timbul aliran fluida ke arah aktuator hidrolis kopling. Aliran fluida itu akan memberi tekanan pada release bearing, sehingga release bearing menekan release lever. Saat release lever tertekan maka pressure plate akan terungkit sehingga plat kopling yang awalnya terjepit diantara flywheel dan pressure plate menjadi terbebas hingga menimbulkan sedikit celah.

Meski celahnya cukup kecil namun ini mampu untuk membuat putaran dari flywheel tidak teralirkan ke plat kopling. Dalam proses ini, flywheel tetap berputar beserta semua komponen didalam clutch cover juga ikut berputar namun karena plat kopling terbebas maka plat kopling beserta poros transmisi tidak ikut berputar.

2. Saat pedal kopling dilepas

Ketika kita melepas kembali pedal kopling, maka tekanan fluida pada aktuator hidrolis kopling akan hilang. Ini membuat release bearing kembali ke posisinya (tidak menekan release lever), saat kondisi ini pegas kopling akan memainkan perannya, yakni menekan kembali pressure plate agar menempel ke plat kopling sehingga plat kopling kembali terjepit dan putaran dari flywheel bisa tersalurkan ke plat kopling dan ke poros transmisi.

Bagaimana dengan kopling manual sepeda motor ? apakah sama ?

Secara prinsip kerja, itu sama sama menggunakan gesekan plat. Namun pada sistem kopling manual sepeda motor, ada banyak plat kopling sehingga dikenal dengan sistem kopling multi plate. Secara otomatis konstruksinya juga berbeda.

Ini ada satu artikel tentang sistem kopling ganda (mengenal sistem kopling ganda pada motor). Sistem kopling ini diterapkan pada motor bebek, dengan sistem transmisi manual namun tidak ada tuas kopling.

2. Transmisi

Fungsi transmisi adalah untuk memanipulasi output mesin. Kita tahu ada beberapa kondisi dimana sebuah mobil harus memerlukan torsi besar dan ada pula kondisi yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Tugas transmisi adalah mengatasi kondisi diatas, dengan mengatur rasio perpindahan antar roda gigi.

Pada posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung besar sehingga putaran output transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi. Namun torsinya sangat besar. Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan semakin kecil, hal itu membuat tingkat percepatan output semakin besar namun torsi maksimalnya semakin turun. Dalam transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM mesin.

Sama halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi ini bisa menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan. Sehingga kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas transmisi.

Cara Kerja Transmisi Manual Pada Mobil + Diagram Proses
Sistem transmisi digunakan untuk mengubah momen putaran dari mesin ke final gear, agar apa ? tentu agar mobil mampu berjalan pada semua kondisi. Khususnya dijalanan menanjak yang memerlukan momen yang lebih besar.

Lalu bagaimana cara kerja transmisi manual pada mobil ? mari kita bahas secara detail pada artikel dibawah.

Cara Kerja Transmisi Manual Tipe Syncronmesh

Dalam penjelasan dibawah akan dibahas bentuk simple dari transmisi tipe sycronmesh. Jumlah kecepatan hanya dua tingkat, namun jika anda paham penjelasan dibawah maka tingkat percepatan berikutnya bisa dipahami dengan mudah.

1. Saat Mesin Hidup Transmisi N
Description: cara kerja transmisi synchronmesh
Kita anggap kopling dalam keadaan terhubung, maka akan terjadi aliran tenaga dari flywheel melewati kopling masuk ke input shaft transmisi. Kemudian putaran pada input shaft disalurkan ke countrer gear melalui input gear.

Counter gear memiliki beberapa roda gigi, namun semuanya menyatu sehingga RPM pada seluruh roda gigi counter itu sama. Namun berkat diameter roda gigi counter yang berbeda-beda maka akan menghasilkan putaran output gear yang berbeda pula.

Roda gigi counter akan langsung memutar dua buah gigi output, namun roda gigi output ini hanya berputar mengambang karena memang tidak terikat dengan poros output. Sehingga saat posisi netral, dua roda gigi output akan berputar namun poros output tetap diam.

2. Saat Mesin Hidup speed 1
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhahy9nJ2lZVmB3x0nIUPK3LO74UYY9ycQH5RBLlhqxEdRyB3HNZ-JpOh2xlbQQP83rxC7WG9WEr_leRpAAYHQwhUTYh_Ga1VxkfCeN7sqwwU39aNxqI7Bmx9azLq8KT5Wpr8ffRjVLBVm6/s640/posisi2.JPG

Ketika kita memposisikan tuas transmisi ke posisi 1, maka shift fork akan menggerakan hub sleeve kearah roda gigi output kecepatan satu. Sehingga hubsleeve akan terhubung dengan satu gigi output.

Sehingga akan menimbulkan power flow dari flywheel mesin melalui kopling masuk ke poros input transmisi. Dari input shaft kemudian disalurkan ke counter gear oleh input gear, dan roda gigi counter kecepatan satu akan menggerakan roda gigi output kecepatan satu.

Dari roda gigi output kecepatan satu langsung disalurkan ke hubsleeve, dan karena hub sleeve itu terikat dengan poros output maka putaran dari output gear bisa langsung disalurkan ke output shaft dengan kecepatan yang sama.

Dalam hal ini, kecepatan akan direduksi karena diameter output gear 1 jauh lebih besar dari roda gigi counter gear sebagai gigi pemutar.

2. Saat Mesin Hidup speed 2
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3JIObbnJMdxA65cyfb0BNL5o7rLuNuU-Pn-s5ISJ9MEyBADrMrrMQSACawnRrxudNHd-_kaWfG82JpweKEyxNWKl47V06Lqkq0sGdtbY3gScthaCV63p4RqeO5OgtsVj4tvptANV1uEyl/s640/gigi+2.JPG
Advertisement

Ketika kita pindah tuas transmisi ke posisi 2 maka shift fork akan memindahkan posisi hub sleeve, dari yang tadinya terhubung dengan output gear 1 menjadi terhubung dengan outpout gear 2.

Sehingga akan ada aliran dari mesin masuk ke poros input. Dari input, akan disalurkan ke counter gear melalui input gear. Dan kali i i roda gigi counter 2 yang bertugas menyalurkan tenaga ke roda gigi output 2.

Dari outout gear 2, disalurkan ke hub sleeve menuju output gear sehingga poros output berputar sesuai dengan kecepatan output gear 2.

Dalam hal ini, diameter output gear 2 lebih kecil dibandingkan roda gigi output 1, sehingga nilai reduksinya akan berkurang dan kecatab output akan lebih cepat.

Untuk kecepatan 3 dan seterusnya, maka tinggal menambahkan satu unit gear output dan sebuah hub sleeve dibekakang gigi 1. Sehingga akan ada dua hub sleeve dan dua buah shift fork.
Komponen Transmisi Tipe Sychronmesh

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2P7YrwOR_xMtUi3dcdjA-zVdPXxDJCIlF5XGHMQP9pD0EFDnpWO8gsAYsmYkaxzW4yMBQpNc6HaGiztSJlt81eDJiwI10-vJvvafDIHZCN9YTTYUbNg53Y034-KDl_EX5JSOKdE2n4D4A/s640/freeasestudyguides.JPG

Bagian-bagian yang penting dalam satu unit transmisi antara lain



  • Input shaft, fungsinya sebagai poros yang terhubung dengan plat kopling untuk menyalurkan tenaga dari mesin.
  • Input Gear, fungsinya menyalurkan tenaga dari poros input ke rangkaian roda gigi transmisi.
  • Counter gear and shaft, berfungsi untuk membagikan putaran input ke beberapa output gear.
  • Output gear, berfungsi sebagai driven gear yang menerima energi putar. Jumlah output gear ini bervariasi bisa tiga atau lima tergantung tingkat kecepatan transmisi.
  • Hub sleeve, berfungsi untuk menghubungkan output gear ke output shaft. Hub sleeve memiliki kemampuan untuk terhubung dan terlepas dengan output gear dengan cepat.
  • Sychronnizer Ring, berfungsi untuk memepercepat dan memperhalus hubungan antara hub sleeve dan output gear.
  • Output shaft, berfungsi menyalurkan energi dari output gear ke poros propeller atau langsung ke differential pada kendaraan FF.
  • Shift Fork, fungsinya untuk mengontrol perpindahan hub sleeve agar bisa terhubung dan terlepas dengan roda gigi.

3. Poros Propeller

Pada kendaraan penggerak FR atau 4WD akan ditemui komponen berbentuk tabung panjang yang terbuat dari baja. Komponen ini adalah propeller shaft, yang berfungsi untuk menghubungkan putaran transmisi di bagian depan mobil dengan axle dibagian belakang mobil.

Alasan penggunaan komponen berbentuk pipa ini adalah agar perpindahan tenaga bisa berlangsung efektif. Jika kita pakai rantai, maka resikonya rantai akan cepat mulur karena pemuaian dan suara yang berisik. Tapi karena kita menggunakan poros besi, maka akan lebih tahan terhadap pemuaian dan gaya puntir akan disalurkan secara sempurna.

4. Universal joint

Antara transmisi dan axle belakang, pastinya memiliki ketinggian yang tidak selalu sejajar. Hal ini diakibatkan karena letak axle yang berada di bawah suspensi sementara transmisi berada di body mobil. Sehingga perlu komponen tambahan agar propeller bisa berfungsi tanpa terganggu hal ini.

Universal joint merupakan komponen yang didesain secara fleksibel untuk menghubungkan moment puntir dari sudut dan arah manapun. Biasanya ada dua buah universal joint yang terletak dibelakang transmisi dan didepan gardan.

5. Gardan/Diferensial

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUVOpKgpY2YIVyoq5225f5ops3Kw7QRpAon3_U8dOxXgvsqr2BK4acincA5oCkyo5DJF-3tHLRBPAM-0xNEKSCdyVpY_eMgqlmL3-v37li18-HUltYQMsDnuxNR-wgrz1myh_AIILevBtP/s400/gardan.JPG


Fungsi differensial adalah untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan mobil. Mengapa harus dibedakan, saat kendaraan membelok kearah kiri misalnya, maka jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan pasti beda. Jika roda tidak dibedakan putarannya maka akan terjadi selip disalah satu roda dan cepat menimbulkan keusan.

Cara Kerja Gardan (Diferensial) Pada Kendaraan
Differential pada sistem powertrain mobil memiliki fungsi yang cukup penting. Komponen ini akan melakukan tugasnya untuk mengubah putaran propeller menjadi tegak lurus terhadap poros propeller. Lantas bagaimana cara kerja differential ? simak ulasannya dibawah.

Selain sebagai pengubah arah tenaga, gardan juga memiliki fungsi lain. Paling tidak, ada empat fungsi pada komponen ini, yakni.
  • Sebagai Pembeda Putaran Roda, mengapa perlu dibedakan ? ini terkait mobil yang berbelok. Saat mobil belok, jarak yang ditempuh roda belakang kiri dan kanan berbeda. Sehingga putaran kedua roda perlu dibedakan.
  • Mengubah Arah Powerflow, pada komponen gardan ada yang namanya final gear. Fungsinya salah satunya untuk mengubah arah putaran secara tegak lurus.
  • Meneruskan Power dari propeller ke axle
  • Meningkatkan moment putaran output, final gear didalam gardan juga berfungsi meningkatkan momen puntiran dari propeller shaft. Hal ini dikarenakan jumlah gigi pada ring gear lebih banyak dibandingkan pinion drive gear.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDj6WSEuhKEG2F2HlcdNaEQGpzNhOU8tqMdMZo-jAj2ymSsLjJ5b3GL7Srud4bZryDZFAxez0QsC3U0oVgSByiEuSbRP8CggtMM_QGuTHCHoveHi87kdzSoJ-asnmdw1nzSozLNoI3c2-X/s640/motorshout.JPG
img by motorshout.com

Cara Kerja Gardan Pada Mobil

Pada dasarnya, gardan akan meneruskan putaran mesin dari propeller ke pooros axle kapanpun ketika ada input dari pinion drive gear. Mekanisme pembedaan putaran akan terjadi ketika salah satu roda mengalami gaya tekan yang berlebih, contohnya ketika belok.

1. Saat Mobil Berjalan Lurus

Ketika mobil berjalan pada posisi steer lurus maka tenaga putar dari propeller shaft masuk ke drive pinion gear. Dari drive pinion gear dihubungkan ke ring gear yang memiliki jumlah mata gigi lebih banyak sehingga RPM ring gear lebih rendah dari RPM drive pinion gear tapi torsinya bertambah.

Dari ring gear, putaran kemudian diteruskan ke diferential case. Hal tersebut karena differential case terpaut dengan ring gear. Sementara itu, diferential case merupakan rangka dari rangkaian pinion dan side gear. Disini terdapat poros pinion yang bertumpu pada sisi diferential case, dan kedua ujung poros tersebut diletakan dua buah gigi pinion yang terhubung dengan dua side gear.

Sehingga aliran putaran dari diferential case akan menuju poros pinion, kemudian ke pinion gear, dan sampai ke side gear. Pinion gear dapat berputar pada poros pinion, dan saat pinion gear ini berputar maka roda kiri dan kanan akan beda putarannya. Namun karena berada pada posisi lurus, beban roda kiri dan kanan sama maka pinion hanya meneruskan putaran dari case ke side gear. Dengan kata lain pinion gear dalam posisi tidak berputar. Hal ini menyebabkan output pada dua buah side gear sama (RPM Side gear A = RPM Side gear B).

2. Mekanisme Side gear dan Pinion ketika belok
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRep6gZNIH7XeK0LtbHRD395djyn_a_8PLvN_BI5UWAL7_5c8NGKZVG-Fg62hTIvQmAkAonzLt0r9YFPCpNjPX3HGtNZGJrXXsbGhyphenhyphenFC70W7di1YGdEfmQkDcpwBdXyPUzKRj6nqDv_R39/s400/rack.JPG

Saat kendaraan berbelok, misal ke arah kiri. Maka roda bagian kiri yang terletak pada sisi dalam akan mendapatkan tahanan putar dari roda depan yang berubah arah. Hal itu menyebabkan perbedaan berat antara side gear A dan B, atau side gear bagian roda kiri akan lebih berat dari side gear bagian kanan.
Advertisement

Sehingga pinion gear akan berputar, putaran yang disebabkan perbedaan berat side gear ini menyebabkan side bagian kanan berputar lebih cepat. Sehingga putaran roda kiri dan kanan pun berbeda.

Saat pinion gear membedakan putaran, arah putaran kedua pinion gear saling berlawanan. Hal tersebut karena memamg posisi dua pinion gear ini saling berlawanan dengan sudut 90 derajat dari side gear. Model mata gigi yang dipakai juga memiliki sudut 45 derajat sehingga meski letak pinion dan side gear tidak sejajar tetap bisa menghubungkan putaran.
Tipe Final Gear Pada Diferensial

Final gear merupakan rangkaian antara ring gear dan drive pinion. Yang berfungsi untuk menghubungkan dan mengubah arah putaran dari poros propeller. Secara umum, ada dua jenis final gear yakni.

1. Tipe Hypoid gear pada RWD
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZiNl5bwaqVD6vRBpt8StfNxYwruFxSSgHsuoDFjY_LPALHm2rhQ54JkGvMtgzJMR7LqEOwGQ-Tq5YNkmiVrauNgdEMD10hyWyGAimjPJG0q9663LmIRp13oE9eyLK8_S8lgSVPqmgqG3P/s400/hypoid.JPG

Tipe ini memiliki mata gigi disamping, ring gear memiliki mata gigi dengan sudut miring di area samping begitu pula dengan drive pinion memiliki mata gigi disamping gear. Desain mata gigi ini dapat mengubah arah putaran secara tegak lurus dari input. Sehingga banyak dipakai pada kendaraan RWD.

2. Tipe Helical gear pada FWD



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWjBTMMOk91bL6_F3k3wXrDCPVDvHjUP10XD5zzgvq_MkGKpLL-ybw5TV_4s0BKrIVguK6GabR7o2e5za2fViGe6lPsBKRNtJFTjBZWb92kwQvdiDd4JnTwzimSuzSq_1DZtuUB0ee5wi2/s400/grabcad.JPG
img by grabcad.com

Tipe berikutnya tidak memiliki fitur pengubahan arah putar karena mata gigi pada kedua gear ini terletak di sisi luar seperti gear pada umumnya. Itulah sebabnya tipe ini dipakai pada mobil penggerak depan dengan mesin melintang yang memiliki aliran tenaga yang sejajar dengan sumbu roda.

Mekanisme Penyetelan Final Gear


Penyetelan yang dimaksud yakni untuk mengatur gap antara drive pinion dengan ring gear. Tujuan penyetelan ini adalah untuk menghindari celah gigi yang terlalu lebar atau sangat rapat yang bisa berakibat buruk terhadap output yang dihasilkan.

Penyetelan ini dilakukan melalui bearing cap adjuster. Bentuk bearing ini memiliki thread di bagian luarnya yang mengulir ke bearing holder pada diferential cover. Mekanisme penyetelan ini akan menggeser diferential case bersama rangkaian roda gigi side dan pinion beserta ring gear, sehingga celah final gear dapat berubah.

Pada satu unit gardan, akan anda temukan bagian penyusun yang diantaranya adalah
Komponen Gardan Pada Kendaraan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_inLDw6yvC9XTtEAZHU9ZDcC7oG1NzX1lzoxKnnAxm19Pe_ynie7UfnHOHXz6gUQdh5ozNwF8Di1SK5EMw24B48INitYFH5bLaxkDJoQF7wNz8_iWQDI8nnyJf-f3jceAS88LRCastu9o/s400/kompo.JPG

  • Drive pinion Gear
  • Drive pinion shaft
  • Ring Gear
  • Side gear
  • Spider gear
  • Spider gear shaft
  • Spider gear washer
  • Thrust washer
  • Diferential case
  • Bearing
  • Bearing cap adjuster
·         6. Rear Axle
·          
·         Komponen selanjutnya adalah sebuah poros berbentuk batang yang menghubungkan diferensial dengan poros roda. Diujung poros akan dipasangkan wheel bearing sebagai bantalan poros terhadap body mobil.
·          
·         Ada dua macam axle yang dipakai pada mobil, yakni tipe rigid axle dan indipendent axle. Pada rigid axle, antara roda kiri dan kanan akan terletak pada satu poros kaku sehingga jika salah satu roda terkena efek suspensi maka roda satunya akan terpengaruh. Sementara pada tipe indipendet, ada fleksibel joint yang dipasangkan pada kedua ujung poros axle. Fungsinya agar roda kiri dan kanan bisa terbebas ketika salah satu roda terkena efek suspensi.

7. Pegas

Pegas masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk meredam getaran jalan serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati gundukan atau lubang. Pegas terbuat dari baja lentur dengan desain tertentu.

Contohnya desain ulir. Pegas ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai pada mobil dengan sistem suspensi indipendent. Model lainya adalah model leaf spring, yakni baja lentur yang didesain seperti lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi pegas ulir sehingga tipe ini sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan bus.

Macam-macam Pegas yang sering dipakai pada suspensi mobil

Saat kita berkendara di jalan yang bergelombang getaran tersebut akan sangat terasa hal itu akan menyebabkan berkendara menjadi tidak aman dan tidak nyaman. Namun hal itu dapat diatasi dengan adanya sistem suspensi. Sistem ini akan menyerap goncangan agar tidak langsung ke body. Selain berfungsi menyerap goncangan dan getaran permukaan jalan sistem suspensi juga membantu daya pengereman.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUs65iS7XMo8_IfaYsDEStIquPsspmnIQTYIYWQIJ0md1zFWoRajvsYasxrsd0JZ_MXKupiBkr44G0w7m-nobIOuHxI5XEAICd62aYMTfcbkZqYcFWF_S2vfL6DeobwErQym096l36vnTA/s400/PicsArt_12-11-09.47.05.jpg
Pada umumnya sistem susupensi dibagi menjadi dua tipe yaitu dependent/rigid,dan indipendent/bebas.

1.tipe dependent/rigid yaitu dengan menghubungkan roda kanan dan kiri menggunakan rigid axle atau axle shaft sehingga roda kanan berkaitan dengan roda kiri. Tipe ini sangat cocok untuk mobil yang berurusan dengan beban berat, namun kurang dalam segi kenyamanan. Tipe ini biasa dipakai pada truk dan bus.

2.tipe indipendent/bebas, sesuai namanya pada tipe ini roda kanan dan kiri saling bebas (tidak dihubungkan oleh axle shaft). Saat salah satu roda menemui jalan yang tidak rata hal itu tidak akan mempengaruhi roda yang lain sehingga lebih nyaman saat digunakan. Tipe ini sering diaplikasikan pada MPV dan SUV.

Bagian utama pada sistem suspensi adalah pegas. Umumnya pegas terbuat dari logam yang lentur, namun selain menggunakan logam lentur pegas digantikan oleh kantung udara atau biasa disebut air suspension,temuan lebih lanjut sistem suspensi dibuat dari magnet.Macam macam pegas yang biasa di pakai adalah;

1. Coil spring
2. Leaf spring
3. Torsion Bar Spring
4. Air suspension
5. Magnetic Spring
Terakhir, ada jenis pegas terbaru yang terbuat Dari dua logam yang memiliki days magnet. Suspensi magnetic, memanfaatkan gaya magnet pada polar yang sama. Sehingga menimbulkan gaya tolak. Gaya tolak ini yang dijadikan peredam pegas magnetic. Uniknya, kekerasan pegas magnetic bisa disesuaikan. Sehingga dapat disesuaikan apakah akan diatur hard atau soft. Sehingga suspensi akan bekerja maksimal saat kendaraan berjalan cepat dan lambat. Contoh Mobil yang mengenakan pegas ini adalah Audi TTS.
Advertisement

itulah beberapa pegas yang sering dan paling umum dipakai dalam sebuah mobil khususnya di Indonesia. semoga dapat menambah pengetahuan tentang dunia otomotif kita.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX_e29o_UoDRJ5SSk3QT1e5lAwoyRPQI5aYRqfEumIeQjsT76mzyaOv-LJ-3L5Q6huIJDmkDVv_rW3c1cDb3QMVbqWjFmAIaUCHW06GtB30Iw2ML6V9C7jXf9vhLzpx24CuyEvzD2-rrdM/s400/images+%252810%2529.jpg

Coil spring terbuat dari batang baja khusus berbentuk spiral. Pegas ini banyak digunakan pada kendaraan kecil dan kendaraan keluarga karena pegas ini dapat menyerap kejutan lebih baik sehingga sangat cocok untuk kendaraan kecil menengah yang mengutamakan aspek kenyamanan penumpangcontoh adalah mobil sedan,MPV,SUV.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoKX6kl4XV4kS6A3Lzxoxk6poM_FpyVs8U14XtbQwGEbxzEgqFPYLVrLrLrNngoW2SkPq2-qnZ-qXxFBLy82mbCTFtwl-y3Eb6LX_b3b7ckLfwHey5vXPBOLh-CTrTuJSFqAv06-I2w6jY/s400/images+%252811%2529.jpg

Leaf spring/pegas daun terbuat dari bilah baja bengkok dan lentur. Pegas daun biasa digunakan pada kendaraan yang sering membawa beban berat seperti bus dan truck. Pegas ini memiliki kontruksi lebih sederhana dibandingkan tipe coil. pegas ini biasa dipakai pada rigid axle dalam satu kaki memerlukan beberapa lapis pegas daun, Agar kekuatan pegas itu meningkat namun hal itu menyebabkan penyerapan kejutan kurang maksimal sehingga kurang nyaman apabila dipakai untuk mobil penumpang.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhERR8dalvUQLfLmu2599pqN7epn4-0CrtKS9acZX7Ia_tZ9v9Qj2j4U7lcdDm03LQhQb8VTYl2OYOAHaH3IqBE3UH_mVq-jAC0k4OuDADXVOOms9-bDKCz-Y41oIaBzBOySz_A7aYAsinF/s400/images+%252813%2529.jpg

pegas ini juga terbuat dari batang baja namun batang baja ini bersifat elastis terhadap moment puntir. Pegas ini dapat menghemat ruang tata letak karena tidak memerlukan space yang besar untuk meletakan pegas ini. Suspensi seperti double wishbone banyak mengaplikasikan pegas ini dengan alasan hemat ruang. Namun saat ini penggunaan pegas torsi sangat jarang mengingat kenyamanan dan kekuatan pegas jadi half utama.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhosRYPtBlgXsII-hZ3IFt1qziE9-si0Bawb_I5deQs9Pge6gWcY6IzXsv74iI96GBGtTtQ1QrniYQ510vamDMv5lRKnI7picnFpqv2bEaAq7RnHFk1AkcJ4rQxEGETKzZdq-SVoBhdW8rT/s400/images+%252812%2529.jpg

Sesuai namanya pegas ini menggunakan udara sebagai peredam getaran. Sejumlah udara dikompresikan ke dalam kantung udara. Sistem ini lebih nyaman dan tahan terhadap beban berat.pada beberapa tipe dapat di stel ketinggian pegasnya. Sistem ini banyak diterapkan pada kendaraan bus, truk kontainer sampai kereta commuter juga menggunakan air suspension untuk meredam getaran
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA37hva2dOr-x2QDKxq-mvE5832ZGH3iBXfVCA1CCW8huA4D1FT2nFqU7UZI1r6SsdUpcggtkXiBXDl7umJRcv2nfxzTg8KLj6BOgEWWswc4F0sXJdpojkAn29nSUv3dsfZjA0l8bCOfNH/s400/images+%25289%2529.jpg

8. Shock absorber

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSsRNpxpc8BpSFx97yAOb1NyJNQhYms2gC_6uZpTFqbExoLmHUYG8Cu3hUC-2GleHBWjc5exNrM2REJ_-Y7R5o2naApWxoE94p6-ARYw_61BquZU_DXUd2nzbEead3El6FgiOCVM5wE1-A/s400/shock.JPG


Perlu diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas. Komponen ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun komponen ini akan menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi. Saat mobil melewati jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan kebawah yang ditahan oleh pegas. Tapi karena sifat pegas yang lentur serta bobot kendaraan maka guncangan akan terlalu kuat.

Dalam hal ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan pada sistem suspensi. Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan gaya guncang melalui mekanisme fluida.

Cara Kerja Shock Absorber Pada Kendaraan
Shock absorber adalah salah satu komponen yang terletak pada sistem suspensi kendaraan dengan fungsi menegah guncangan berlebih ketika sistem suspensi bekerja.

Dalam sistem suspensi, pegas akan bekerja menyerap getaran jalan tapi apabila permukaan jalan sangat tidak rata justru akan timbul guncangan pada body mobil yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara.

Oleh karena itu, diletakanlah komponen bernama shock absorber yang bekerja untuk menahan gaya oskilasi dari pegas agar tidak menimbulkan guncangan berlebih. Lalu bagaimana shock absorber bekerja ? simak artikel dibawah.
Cara Kerja Shock Absorber
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPh1vZPwwPDVsf2lo_KHl0_0_yzRO5W63E3oFrhJovQ6TFfqgpBzpBzGkFrhQQXfm1LwB11VfQzbORELlEmFeK6eLazRZWIybSMM3jGEF48dSbSzPeWC7RGB_q1wZZo1bPXSpixIwt9Dc0/s400/shocbreaker.JPG

Prinsip kerja shock absorber itu seperti kompresor, dimana untuk menahan oskilasi digunakanlah sebuah fluida yang tertekan/terkompresi. Saat fluida ini terkompresi otomatis oskilasi pada pegas bisa ditahan.

Secara sederhana ada 5 komponen utama pada shock absorber yakni ;
  • Tabung shock, berfungsi sebagai tempat berinteraksi fluida dengan piston.
  • Piston, berfungsi untuk memanipulasi volume ruang didalam tabung shock untuk mengkompresi fluida.
  • Piston rod, berfungsi menghubungkan piston dengan poros roda agar gerakan piston sesuai dengan gerakan poros roda.
  • Piston valve, berfungsi sebagai penyekat antara ruang diatas dan dibawah piston.
  • Fluida, merupakan cairan hidrolik khusus (biasa disebut oli shock) sebagai fluida yang akan meredam guncangan.

Lalu bagaimana cara kerja shock absorber ?
Description: cara kerja shockbreaker motor

1. Saat ditekan (langkah kompresi)
Advertisement

Ketika shock absorber menerima tekanan dari roda (panjang shock absorber memendek) maka piston juga akan ikut bergerak keatas. Ini akan membuat pengecilan ruang diatas piston dan pembesaran ruang dibawah piston. Akibatnya, fluida pada ruang diatas piston akan tertekan, sehingga fluida akan mencari ruang untuk keluar. Dan fluida akan keluar pada lubang yang sudah terbuka pada piston.

Dalam hal ini katup kompresi akan tertekan oleh fluida bertekanan sehingga hanya satu saluran saja yang terbuka. Karena lubang mengalirnya fluida hanya satu dan sempit otomatis kecepatan fluida dari ruang diatas piston ke ruang dibawah piston akan semakin lambat. Hasilnya, pergerakan piston ke atas juga menjadi lebih lambat. Pergerakan lebih lambat inilah yang meredam guncangan pada suspensi.

2. Langkah expansi

Ketika kompresi dari pegas sudah selesai, maka akan ada gaya balik pegas yakni pegas akan kembali memanjang. Ini akan mendorong piston didalam shock absorber bergerak ke bawah hasilnya sama seperti diatas. Fluida didalam ruang bawah piston akan mengalir ke ruang atas piston melewati satu lubang kecil. Ini akan memperlambat gerakan piston karena kecepatan fluida bisa diredam.
Jenis –Jenis Shock Absorber

Secara umum ada 2 shock breaker yang dipakai pada kendaraan yakni ;

1. Dual action shock absorber
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4Bg6vd39dLsRIfDQWC45HbmSisdkBnU7dn50l_CMEOzPnp22ZQjzULVTt09Li6uhOKHyLM-gX25FRNosReTKaL3gdkafAR_K4f7_GNxg3a65-7UUnIAVFlilbRRLWnBnSRUNcZZQPCJr/s400/dualactions.JPG

Merupakan tipe shock absorber yang dijelaskan diatas. Dengan dua aksi, yakni aksi kompresi dan aksi ekspansi. Dengan kata lain baik saat kompresi dan ekspansi, shock absorber tetap menyerap guncangan.

2. Single action shock absorber

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg30RQKa4mglVeIeueFeLz2i6tNBT42t8yz9YrqoVwMiMd1MIuV7xKIhmwprpc-Dkksc4kqeVu4kk3AWElBP1lXm-RaJhpysdnqpRl4BuJ2hHcUGaaYBe29FrixgB1Pv6qCGNUDtUb4OxZx/s400/singleshock.JPG

Tipe single action, memiliki desain piston dengan hanya satu lubang dan satu lubang lagi bernama saluran orifice yang ukurannya lebih kecil dibandingkan lubang piston. Ketika langkah kompresi, fluida bisa bergerak ke ruang bawah piston melewati kedua lubang sekaligus (lubang piston dan saluran orifice).

Tapi ketika ekspansi, katup pada lubang piston akan tertutup sehingga fluida mengalir ke ruang atas piston hanya melalui saluran orifice. Ini akan membuat pergerakan piston lebih lambat saat langkah ekspansi dibandingkan langkah kompresi.

Desain seperti ini, akan membuat sistem suspensi empuk namun tidak terlalu bergelombang. Sehingga cocok untuk kendaraan berat seperti truk.

9. Stabilizer bar

Komponen stabilizer hanya ada di sistem suspensi bebas atau indipendet. Stabilizer dipakai agar roda kiri dan kanan tidak terlalu jauh marginnya. Kelemahan sistem suspensi indipendent adalah ketika salah satu roda melewati gundukan atau lubang maka akan terasa efek rolling yang besar karena roda satunya tidak menahan. Stabilizer akan digunakan agar roda satunya bisa menahan rolling ketika salah satu roda terguncang.

Pada komponen ini disusun oleh dua buah komponen, yakni swing bar dan link stabilizer. Swing bar merupakan poros yang menghubungkan sistem suspensi kiri dan suspensi kanan. Sementara link stabilizer akan menghubungkan ujung swing bar dengan shock absorber.

10. Sistem steering

Steering sistem juga masuk dalam komponen chasis kendaraan, fungsinya bukan hanya mengendalikan arah roda depan namun juga meringankan gaya pengemudian. Kita mengenal sistem power steering, sistem ini dibuat sebagai assist agar ketika kita memutar roda kemudi bisa lebih ringan.

Secara umum ada dua macam power steering yakni tipe hidrolik dan tipe elektrik. Tipe hidrolik memanfaatkan gaya tekan hidrolik yang diperoleh dari pompa steering untuk mendorong rack steer, sementara tipe elektrik menggunakan motor yang langsung menggerakan rack steer.

11. Sistem pengereman

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZd2SJAHS76_F-DjM2F8a__ozQ_Hequ_3tHdLbynUzk4vwJKRAPC6SrXL0trqZALME_0yrL_7enRCwOvckvNTY8jL_guEF28tP4WwhzrETZoEy6ARP1UQM999NDZZj_S4V_M5aBfYpeKNI/s640/brak.JPG


Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara signifikan. Cara kerja rem adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang bisa mengkonversi energi putar roda menjadi energi panas. Pada sistem rem, dua buah material yang berbahan besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga akan mengurangi laju putarannya.

Pada mobil ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol dan sistem rem cakram. Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang bagus tapi kurang responsif, sementara rem cakram lebih responsif.

Materi Sistem Rem Kendaraan Terlengkap (Definisi, Cara Kerja, dan Jenisnya)
Sistem rem adalah mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan agar laju kendaraan bisa dikendalikan. Sistem pengereman, menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Sehingga, gerakan pada roda kendaraan bisa berkurang.

Pengertian dan Fungsi Sistem Rem

Seperti yang dijelaskan diatas, sistem rem ini merupakan mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, sistem pengereman menjadi salah satu komponen keselamatan aktif pada mobil dan motor.

Fungsi sistem rem antara lain ;

  • Mengurangi kecepatan kendaraan secara berkala atau drastis
  • Menahan kendaraan agar tidak bergerak maju atau mundur

Prinsip Kerja Sistem Rem
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeC73WHk3UnIQPKTnqsxgAe-dJp80D3YdyVTEiWSv7Jlv74FSC_5Sw0uRtmr8QWQF8_XiWan0yHapR4jR1nzZhkysot-opYn3BzP2tfVUAiF5Jag65C6I457V2ZXMqrmeBVdTEOxWF4Xnf/s400/prinsipkerjarem.JPG

Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas.

Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perbubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan mengubahnya kembali ke bentuk energi panas.

Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah perubahan ke energi panas.

Cara perubahan energi sistem rem

Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem pengereman menggunakan gesekan dua material.

Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut timbul karena proses perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan menjadi energi panas. Sehingga temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih tinggi, namun gerakan benda tersebut melemah.

Material benda gesekan pada sistem rem

Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang terhubung dengan roda (berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis kendaraan (diam).

Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi menghasilkan panas. Dan panas, bisa melelehkan logam. Sehingga harus ada penyesuaian material pada piringan dan kampas rem.

Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan menimbulkan panas yang cukup besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua benda ini terbuat dari bahan organik (isolator) maka ketahanannya lemah sehingga akan cepat tergerus.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPlKFFfoms68hEgVS_aseMq0y6ojGs_8xPai7fVmNyO7iewmf7X-vEVD1F8ddsYCFG7goJJFhYVMRG1cDnBYAFbCJrREJoFuUHcGE7Rp-QMQE7rBsNvawqtlVIV81JvryfutXNj4XQfSPu/s400/piringan.JPG

Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat dari bahan besi solid. Besi ini, juga dibuat dengan permukaan gesek yang halus agar saat bergesekan, tidak  menimbulkan suara yang berisik.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidYFNr84k6XyIRok0flD5DovI6h4ToyVyjIstgMmhkirYNmnXir8RS1a2t0E6r_OzFOKXE2AXymLwEhIlJLgAPHvDHZ6x6OvbYQzNEGVMILimUNeAh9UI3YjhdqGhAzWZ5j3gfGm-njB15/s400/pad.JPG

Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic (keramik, asbes ) yang memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki gaya gesek yang besar.

Jenis – Jenis Sistem Rem

Secara umum ada dua macam sistem rem, yakni ;

1. Sistem rem tromol
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimu6KURVXIeBTtzrBrIhqDs3nUnCrdl9uqBjGbGCfKTf08rXhWKUMo5X7K0FN3vc-mYg8tx6Gxs4d3mx8_tBykW54rvpmDffKDNZVhqib4nHee-LJk7Xf0OEhCteYLTYmXn-5QzlnmPcf5/s400/tromol.JPG

Rem tromol, adalah sistem pengereman tertutup yang menggunakan komponen berbentuk seperti mangkuk yang diletakan dibagian luar kampas rem.
Advertisement

Komponen berbentuk mangkuk ini, dinamakan tromol dan terhubung dengan roda kendaraan.

Sementara didalam tromol rem, terdapat dua buah kampas rem yang memiliki luas penampang cukup lebar. Saat rem diaktifkan, maka dua kampas rem ini akan menekan permukaan dalam tromol rem ke arah luar. Sehingga gerakan tromol dan roda bisa terhenti.

Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol

2. Sistem Rem Cakram
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic1wK7FUeQOVrB7PPN1Ip64c5qPIeZx8a2BVAQScp1ltaSI0uA7jO1upFPbg91TsYdIllZf9vce6TE1Qt4UWaeDWBb5oKEZniD4HZjMqZ8EetTMb6BbxfBaEH2hjfyYRVp-oTTld68mt7M/s400/remcakram.JPG

Rem cakram, adalah sistem rem terbuka yang menggunakan metode penjepitan piringan untuk menghentikan putaran piringan rem.

Untuk komponennya, terdapat sebuah piringan berbentuk lingkaran yang terhubung dengan roda. Lalu pada satu titik, terdapat dua kampas rem yang terletak disamping kanan dan kiri piringan.

Saat rem diaktifkan, kampas rem akan menjepit bagian piringan yang berputar. Sehingga putaran roda serta piringan rem akan terhenti. (selengkapnya bisa baca ; Pengertian dan prinsip kerja rem cakram kendaraan)

Selain dua jenis rem diatas, jika dikupas lebih detail ada 8 macam sistem rem. Anda bisa membaca artikel berikut ; 8 Jenis Sistem Rem Kendaraan beserta Cara kerjanya
Komponen sistem rem
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjAfcj494yG6foNCPm064iHBeKf1IZvp0fVAVGiZan31Ey47AkDX2WgFuQKqcLjQDuCim1Y5mQ1zY2ij1S44SI0LkfIpq2RT1Drd1zN6oMrRUa7LiYwTBWbkLA80Hg2YGvx22Fkj3CW7k/s400/komponenrem.JPG

Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis rem. Tapi, kalau secara umum komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian yakni ;

1. Komponen input

Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi sebagai tempat aktifasi sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi mengaktifkan sistem rem.

Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem pada mobil, atau tuas rem pada sepeda motor.

2. Komponen penghubung

Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang menghubungkan gerakan pada input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya menghubungkan, namun konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak mengalami kerugian tenaga.

Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem rem mekanis atau kalau yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus biasanya menggunakan tekanan angin.

3. Aktuator rem

Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung menghentikan putaran roda. Di bagian inilah proses perubahan energi dari energi putar ke energi panas terjadi. Kinerja aktuator rem, hanya akan aktif saat pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.

Yang termasuk dalam aktuator rem, adalah rem cakram, rem tromol dan rem parkir.

Bagaimana dengan Engine Brake ?

Selain sistem pengereman yang terdapat pada roda, ada pula pengereman yang tidak terdapat pada roda kendaraan. Contohnya engine brake.

Engine brake, juga sama dengan rem roda yang berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan. Namun engine brake tidak mampu mengentikan kendaraan hingga 0 KM/jam.

Ini karena prinsip kerja engine brake berbeda dengan sistem rem gesek.

Engine brake memanfaatkan RPM mesin yang lebih rendah untuk memperlambat putaran roda yang lebih tinggi dari RPM mesin. Sehingga, saat rem ini diaktifkan mobil terasa tertahan.

Meski tidak bisa menghentikan laju kendaraan hingga 0 Km/Jam, engine brake ini cukup berguna saat memperlambat laju kendaraan di kecepatan tinggi. Karena aktifasinya juga mudah, tinggal lepas gas (tanpa injak kopling) maka engine brake akan aktif.

12. Roda dan Ban

Komponen terakhir berada diujung powertrain, fungsinya untuk mengkonversi energi putar dari powertrain untuk menjalankan kendaraan. Roda tersusun dari velg dan ban, velg atau rims merupakan rangka roda yang menjadi tumpuan kendaraan. Untuk itu kekuatan rims juga tidak bisa sepelekan. Sementara ban berfungsi menyerap getaran kecil pada jalan dan menimbulkan traksi agar roda tidak selip. Ban sendiri, ada beberapa tipe antara lain tipe hard, medium dan soft. Ban tipe soft memiliki struktur yang lunak sehingga akan cepat aus tapi gripnya cukup baik.

https://www.autoexpose.org/2017/09/komponen-chasis-mobil.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SIMKOMDIG KELAS X/2

Materi KJD 1th

Materi Negoisasi kelas X/2